Category Archives: Uncategorized

5 Destinasi Impian Saya

5 Destinasi Impian Saya

Yuhuuuu… ngomongin traveling itu emang gak ada matinya. Dia bisa membuat adrenalin naik sampai ke ubun-ubun dan membuat denyut jantung berdetak lebih cepat dari biasa **lebay**. Apalagi kalau ngomongin destinasi impian, alamak hati berbunga-bunga seperti gadis yang baru jatuh cintrong. “Amboi rasanya” begitu kata Titi Puspa dalam penggalan lirik lagu Jatuh Cinta nya.

Lah ini ngomongin traveling atau ngomongin jatuh cinta sih. Yah, mumpung ini bulan Februari, jadi, mari kita penuhi dengan cinta, cinta, dan cinta.

Well, kembali ke topik utama ya.

Saya pernah sesumbar ‘gak kepengen traveling lagi setelah kota impian saya, VENESIA, Italy’ sudah terwujud pada tahun 2012 lalu **alhamdulillah**

Eh, rupanya saya salah. Candu traveling begitu kuat menyebar dimana – mana. Saya pun tak sanggup menghindar dari godaannya. Dan ketika ‘sakaw’ traveling saya kumat sementara waktu untuk jalan tidak ada, maka yang paling asyik adalah ‘stalking’in akun sosmed dan nge-blog walking tulisan para traveler. Dan (bukan kebetulan) salah dua dari mereka sejak lama sudah saya follow akun sosmednya. Dua travel Blogger kece mbak @jalan2liburan dan @nyonyasepatu. Dari kedua akun travel blogger ini sakaw saya lumayan terobati (atau malah makin parah?).

Baiklah, untuk mempersingkat waktu, di bawah ini merupakan 5 destinasi impian saya:

1.SANTORINI, YUNANI

Santorini-Greece.jpg
image : google

Yunani saya kenal lewat pelajaran sejarah dunia di bangku sekolah dulu, pertanyaan-pertanyaan seputar Negara ini selalu menari-nari dalam lingkar otak saya. ‘Seperti apakah rupanya? Letaknya dimana?’ dan lain-lain.

Sejak ‘melihat’ kota Santorini di media sosial dimana bangunan-bangunan cantik di atas bukit yang didominasi oleh warna putih beratap biru membuat tidur saya sedikit terganggu. Langit dan laut yang biru melengkapi keindahan bangunan tersebut. Serasi sekali. Dalam sekejap, Santorini berhasil meluluh lantahkan hati saya. *halah.

Saya sering ngayal-ngayal cantik, someday apabila takdir membawa saya kesana, saya akan memakai baju dan topi pantai lebar berwarna biru (biar matching sama atap bangunannya, haha). Kemudian berfoto-foto manja ala-ala model. Gegoleran di anak tangga, di kursi-kursi panjang, dan dimana-mana terserah saya dong. Namanya juga ngayal ya buk, ya pilih yang bagus-bagus dong. haha

2. HALLSTATT, AUSTRIA

View of Hallstatt village with lake and Alps behind, Austria
image : google
images
sumber foto : google

Damn! menyesal banget ketika saya ke Austria waktu itu gak sempat mampir ke kota ini. Dari Salzburg ke Hallstatt membutuhkan waktu tempuh 2,5 jam berkereta.

Hallstatt langsung mencuri hati saya begitu melihat foto-foto mengenai kota ini. Bangunan dengan atap berkerucut persis di pinggir danau Hallstattersee dan pegunungan Alpen di belakangnya menyajikan pemandangan yang luar biasa indah dalam segala musim. Melihat foto-foto kota mungil ini menerbangkan saya ke alam impian. Luar biasa hasil karya Tuhan. Disebarkannya keindahan di muka bumi untuk dikunjungi, dinikmati, dan di syukuri keberadaannya.

Ah, alangkah bahagianya apabila tiba-tiba ada yang ngasih door prize, giveaway, atau apalah kepada saya untuk mengunjungi kota ini. Ngayal lagi. Hahaha.

 

3. GIETHOORN, BELANDA

 

giethroom3
sumber foto : google

 

giethoorn2
sumber foto : google

 

Oh my GOD. Rupanya, Belanda tidak pernah berhenti membuat saya jatuh cinta. Setelah Amsterdam, Vollendam, dan Edam, sekarang giliran Giethoorn.

Harus di akui, era digital ini memudahkan kita untuk mendapatkan informasi. Sebuah kota kecil nun jauh di negeri kincir angin sana dapat kita akses kapan saja hanya dengan jari-jari kita.

Giethoorn adalah kota kecil yang terletak di Steenwijk, Overijssel dengan waktu tempuh 2.5 jam dari Amsterdam. Kota kecil yang juga dijuluki sebagai Venice of the Netherland ini adalah pemukiman warga yang ramai dikunjungi oleh wisatawan. Saya terpesona dengan rumah-rumah mungil nan cantik khas Belanda yang di bangun di pinggir sungai yang bersih, bunga-bunga bermekaran di mana-mana menambah asri dan nyaman untuk di kunjungi. Betapa indahnya suatu hari dapat menyusuri kanal-kanal nya dengan menaiki boat.

Untuk foto-foto disini sangat cocok memakai baju ala-ala princess gitu kali yaa. hehe

Di saat menulis ini saja gambaran kota ini begitu terpampang nyata di pelupuk mata saya.

Oma, opa, tunggu saya ya. “I’ll be there, someday…” aamiin.

 

4. SIDNEY, AUSTRALIA

 

sydney-opera-house-152930
sumber foto : google

Well, benua kanguru ini belum pernah saya kunjungi. Entah kenapa Negara ini lewat-lewat saja dalam bucket list, namun belakangan ini selalu menari-nari dalam bayang impian saya.

Oke, siapa yang tidak mengenal opera House yang menjadi icon kota Sidney? Hayooo ngacung. Hehe. Bangunan unik yang berdiri di ‘atas’ pantai ini begitu cantik dengan atap putih menggambarkan layar kapal yang terkembang. Bangunan yang di design oleh seorang arsitek Denmark bernama Jorn Utzon Oberg yang juga peraih hadiah Pritzker, yaitu penghargaan yang diakui secara global sebagai penghargaan tertinggi bagi karya arsitektur. Wow!

Sidney Opera House sangat serasi dengan warna biru laut yang mengelilinginya. Burung-burung camar bercengkrama dan lampu-lampu hias memberi kesan romantic. Jalan-jalan sore di tempat itu sepertinya menyenangkan. Hhmm, kira-kira pakai baju apa ya untuk foto-foto cantik di sana? hihi

Dear my husband honey bunny, kapan kira-kira dirimu akan menggandeng tanganku kesana?

Dududu….

 

5. AGRA , INDIA

 

taj-mahal-1
sumber foto : google

 

Walau pun India dikenal sebagai destinasi yang sangat jorok di dunia, namun saya tetap bermimpi untuk bisa menjejakkan kaki disana, suatu hari nanti.

Terus kenapa harus ke Agra? jawabannya gampang saja, karena Taj Mahal terletak di kota ini. Bangunan indah berwarna putih ini merupakan magnet utama yang selalu menarik-narik saya untuk di kunjungi. Membayangkan akan berfoto-foto narsis di depan bangunan indah ini saja sudah membuat saya menari-menari ala penari India. haha.

Taj Mahal Adalah lambang cinta sang maharaja dinasti Moghul yang bernama Shah Jahan untuk istrinya, Mumtaz Mahal.

Bangunan yang merupakan situs warisan dunia UNESCO ini juga merupakan salah satu dari 7 keajaiban dunia.

Semoga tahun ini (2017) impian saya untuk kesana  bisa terwujud. Wish me luck yaa…

 

‘Tulisan di atas diikutsertakan untuk giveaway milik Jalan2Liburan dan Nyonya Sepatu

5 Makanan di Jambi Yang Wajib di Coba

Pernah tinggal sekitar 3 (tiga) tahun di Jambi membuat saya teringat akan kuliner khas dan lezat yang ada di daerah tersebut. Dari sekian deretan makanan enak – enak itu saya ingin membagi informasi paling tidak 5 (lima) macam makanan yang wajib anda coba kalau sedang melancong ke kota yang Gubernurnya (pada saat ini) di jabat oleh seorang mantan artis terkenal Indonesia (penting gak ya? hehe).

berikut 5 makanan di Jambi yang wajib di coba (versi saya) :

1.  Dendeng Batokok

 

dendeng-batokok
sumber foto dari mbah Google

Entah bagaimana ceritanya, dendeng batokok yang nota bene merupakan salah satu  kuliner khas daerah Minangkabau ini bisa menjadi salah satu andalan kuliner wajib coba di Jambi.   Batokok sendiri dalam bahasa Minangkabau berarti dipukul (di tokok). Hal ini berkaitan dengan cara pengolahan makanannya yaitu di pukul / di pipihkan sebelum di panggang atau di goreng.

Dendeng batokok merupakan kuliner pertama yang di perkenalkan oleh suami saya begitu saya, ibu, dan anak saya tiba di Jambi tahun 2003 lalu (suami sudah tiba duluan). So lama gan. Tapi rasa dendeng batokok masih terasa di tenggorokan Hayati hingga kini bang. **aiihh, mak**

Pada saat itu kami menikmati makanan ini di sebuah rumah makan sederhana di bilangan daerah Sipin, Jambi. Rasa dagingnya empuk, gurih dan pedasnya nendang banget, khas kuliner Sumatera yang memang sangat suka dengan rasa pedas.

“aih, ena’ nian lah” begitu kata orang Jambi yang berarti “ah, enak banget”.

Dendeng batokok ini sangat lezat dinikmati dengan nasi panas dan sambal lado yang telah di siram di atas daging batokok. Lebih nikmat lagi kalau ada  si dia disamping. **eeeaaaaa

 

2. Empek – empek

 

resep-empek-empek
sumber foto : Google

 

Seperti juga di Palembang,  Jambi pun terkenal dengan empek empeknya yang enak. Makanan olahan ikan, tepung, dan bumbu-bumbu  ini dapat kita temui di berbagai tempat di Jambi.  Baik di tempat makan biasa, pasar tradisional, bahkan tidak jarang di hotel berbintang pun menyediakan makanan ini. Beberapa tempat yang  paling nge-Top antara lain empek-empek Selamat, empek-empek Asiong, dan empek-empek Mamad.

Yang sedikit unik menurut saya adalah mpek-mpek ubi jalar. Mungkin empek-empek ini  kurang populer  bahkan tidak lazim. Terbuat dari bahan dasar ubi jalar dan tepung. Di makan dengan air cuko (kuah asam). Empek-empek jenis ini relatif lebih gampang di buat sendiri di rumah. Saya pribadi sangat suka dengan mpek-mpek ‘sederhana’ ini. Biasanya saya beli di pasar tradisional Kasang, sebuah pasar yang kebetulan dekat dengan tempat tinggal saya dulu.

Di kedai yang paling nge-Top yang saya sebutkan di atas tidak menyediakan empek-empek jenis ini.

 

3. Tempoyak

 

tempoyak
Sumber foto : Google

 

Peribahasa mengatakan : Lain ladang lain pula belalangnya. Kalau di daerah lain, durian biasa dimakan buahnya atau di buat cake,  maka di Jambi durian dibuat untuk lauk teman makan nasi putih.

masakan olahan ini terbuat dari durian yang sudah di fermentasi. Biasanya di campur dengan ikan segar, tapi bisa juga tanpa ikan. Rasanya sedikit asam dan memiliki aroma durian yang cukup pekat.

Saya pribadi tidak terlalu suka dengan kuliner yang satu ini. Rasanya sedikit aneh di lidah saya.  Tapi tidak ada salahnya mencicipi tempoyak di daerah asalnya, paling tidak sekali seumur hidup.

 

4. Nasi Gemuk

 

resep-nasi-lemak-ala-malaysia
sumber foto : Google

 

Bagi wanita yang sedang menjalani program diet pasti sudah parno duluan membaca ‘judul’ makanan ini. “duh, menyeramkan…’  belum di makan saja sudah gemuk apalagi kalau di makan, ya? hehe.

Tenang gan, nasi  gemuk yang dimaksud disini bukan nasi yang membuat kita menjadi gemuk, atau bentuk nasinya yang gendut,  tapi nasi gemuk ini rasa dan penyajiannya mirip dengan nasi uduk khas Betawi atau nasi lemak khas Melayu. Aromanya sedap dan rasanya gurih.  Nasi gemuk biasanya disajikan dengan ayam goreng, kacang tanah yang di goreng, potongan telur rebus, ketimun, dan tidak lupa sambal balacannya (balacan = terasi).

Saya sarankan kepada anda untuk tidak melewatkan pagi tanpa sarapan dengan nasi gemuk.

Coba deh, dijamin anda akan gemuk setelah makan ini. **just kidding

 

5. Mie Celor

 

resep-dan-cara-membuat-mie-celor
sumber foto : Google

Jangan salah nyebut ya gan. Mie Celor, pakai C  bukan T  **halah gak penting**

Mie celor adalah makanan yang terbuat dari mie telor yang di rebus kemudian di siram dengan kuah udang kental dan di sajikan dengan potongan telur ayam rebus, tauge,  daun kucai  kemudian di taburi bawang goreng dan perasan jeruk nipis.

Tampilan kuah mie celor sedikit ‘butek’ , tidak bening seperti mie kuah atau pun soto khas Jawa. Tapi istilah “don’t judge a book by it’s cover’ sangat berlaku untuk makanan yang satu ini. Jangan lihat buteknya gan, coba dulu, dijamin anda akan ketagihan dan pengen lagi dan lagi. Eh ini iklan apa ya?

Mie celor sangat unik dan sangat kaya cita rasa. Kuah yang di dominasi rasa udang dan bumbu-bumbu lain membuat makanan ini sangat sayang untuk dilewatkan apabila anda berkunjung ke Jambi.

Kuah udang lah yang membedakan mie ini dengan olahan mie di daerah lain. Saya yakin, anda akan ketagihan menikmati mie ini. hehe. Coba deh!

 

** Makanan apa yang wajib anda cicipi kalau ke daerah – daerah di Indonesia? yuk, sharing di kolom komen ya.

LOSARI

loasi-kelabu

Pantai Losari yang merupakan ikon dari kota daeng ini semakin dikenal luas, tidak saja dikalangan masyarakat lokal Makassar saja, tetapi sudah me-Nasional bahkan sampai manca Negara.

‘jasa’ sosial media tidak bisa dianggap enteng. Bagaimana tidak, setiap orang yang berkunjung ke kota Makassar, bisa dipastikan mereka akan datang ke pantai Losari dan mengunggah foto narsis yang berlatar tulisan besar PANTAI LOSARI akan di unggah di beranda facebook atau pun akun sosial media yang lain.

Saya sendiri bukanlah penduduk asli Makassar. Saya dan keluarga pindah ke kota yang terkenal dengan pisang epe dan beberapa kuliner enak lainnya ini, sejak tanggal 9 Agustus 2010, karena suami yang bekerja di salah satu perusahaan provider mendapat tugas disini. Sebelumnya kami menetap di Bali selama hampir 3 (tiga) tahun.

mamapapa
Sebelum menetap, saya pernah beberapa kali kesini. Losari pada saat pertama saya berkunjung di tahun 1998 masih terkesan asli. Belum ada bangunan – bangunan seperti yang kita lihat saat ini, bahkan tulisan PANTAI LOSARI yang termashur itu tidak ada. Yang ada hanya deretan penjual makanan yang berjejer dari selatan ke utara. Berbagai macam kuliner khas seperti pisang eppe, mie kering, coto, es pallu butung, es pisang ijo, dan lain – lain dapat kita jumpai dengan ‘sekali duduk’. Kawasan kuliner ini juga dikenal sebagai warung terpanjang di dunia. Disebut begitu karena panjang warungnya hingga mencapai 1 (satu) kilometer (sumber Wikipedia).

Losari saat ini tentu saja sudah berubah wajah. Bibir pantai yang dulu masih bisa kita nikmati ketika duduk makan pisang epe disalah satu warungnya, kini sebagian sudah tertutup beton. Bangunan – bangunan sudah hampir memenuhi sepanjang pantai ini. Mulai dari Masjid Terapung, patung – patung para pahlawan daerah, patung becak (yang juga menjadi alat transportasi yang sempat berjaya di masanya), patung sapi yang merupakan simbol dari Tanah Toraja, gapura, bangunan kecil yang dijadikan pusat pameran lukisan karya para seniman Makassar, dan tentu saja tidak ketinggalan tulisan – tulisan yang menjadi simbol suku Bugis Makassar terpampang jelas dan nyata, yang dijadikan sebagai latar untuk foto- foto narsis para penikmat pantai.

hasanuddin3

‘Aroma’ reklamasi pantai juga menjadi catatan tersendiri bagi warga kota. Entah ini membawa angin kebahagiaan atau malah sebaliknya. Semoga saja masyarakat umum nantinya masih bisa ikut menikmati senja yang indah tanpa ada gangguan dan retribusi yang harus dibayar pada pengelola pantai. Semoga.

Bagi pengunjung yang ingin berkeliling menikmati pantai, dapat menyewa boat kecil yang berbentuk bebek. Di area pantai Losari juga sekarang berdiri sebuah café terapung.

“cecece, hebat mentong pantai Losari sekarang, di”, seloroh seorang pengunjung lokal dengan logat Makassar yang kental, yang berdiri persis di sebelah saya di suatu senja ketika menikmati matahari yang pulang.

Bagi saya, Losari tidak pernah membosankan. Sunsetnya masih memesona walau sekali – sekali terhalang kapal penumpang atau kapal pengangkut container yang melintas.

Saya dan suami sering menjadikan Losari sebagai tempat jogging, atau sekedar sarapan bubur kacang atau bubur ayam sambil memandang laut sepulang dari mengantar anak ke sekolah.

Sungguh hal itu merupakan kegiatan kecil yang membahagiakan. Sekali pun saya bukanlah warga asli Makassar, namun saya punya “mimpi” untuk pantai ini. Saya membayangkan suatu saat nanti, deretan penjaja makanan bisa diatur dengan rapih. Tidak ada lagi tenda – tenda yang membuat foto sangat tidak INSTAGRAMABLE. Kursi dan meja cafenya dibuat seragam dengan satu warna, dengan penataan teratur seperti café – café cantik di luar negeri.

Mimpi saya mungkin terlalu tinggi, tapi saya yakin kalau ada kemauan dari pemerintah dan seluruh komponen yang berwenang, tentu saja hal itu bukan mustahil bisa terwujud. Tinggal bagaimana kita sebagai warga kota bisa ikut serta memelihara sarana dan prasarana yang ada.

Satu hal lagi, PR kita bersama adalah ikut menjaga kebersihan pantai Losari. Banyak hal – hal kecil yang bisa dilakukan, semisal membuang sampah pada tempat – tempat yang sudah disediakan, tidak membuang puntung rokok yang masih menyala kedalam tong sampah sehingga menyebabkan tong sampah terbakar dan rusak, dll.

Saya yakin, hal – hal kecil ini bisa berdampak besar kalau kita semua mau melakukannya. Hingga pada akhirnya, slogan pemerintah yang menjadikan Makassar sebagai KOTA DUNIA dapat terwujud dan dapat kita banggakan bersama.

 

Cheers…

 

under-the-sunset

 

Catatan : Tulisan ini dibuat sebagai tugas menulis dari kegiatan workshop Blogger Anging Mammiri.

Gatot ke India

12821341_1151583104853098_2246342825959868607_n.jpg

Agak ‘melenceng’ nih, kalau selama ini blogger menulis cerita tentang perjalanan mereka, saya malah menulis tentang sesuatu yang belum terjadi. Ke India buat saya baru sekedar mimpi doang, karena sampai saat ini saya selalu GATOT pergi ke India. Hehehe.

Jadi, Ceritanya, salah seorang teman di facebook berhasil membuat saya baper luar biasa pagi ini. Tiba – tiba dia posting di FB-nya akan membuka open trip ke India. Iya, ke India. Negara yang membuat saya berkali – kali ‘hampir pergi’. Catet, HAMPIR PERGI. Hahaha. Kalau teman saya yang berhasil bikin saya baper itu sudah bisa dibilang ‘khatam’ tentang India, saya yaa itu tadi. Hiks.

Buku dan segala macam informasi tentang India sudah saya kumpulkan sejak lama. Bahkan berkali – kali setiap teman yang baru balik dari India, saya datengin hanya untuk mendengarkan cerita dan menanyakan segala hal tentang Negara tersebut. Parah yaa?

oke, saya akan cerita sedikit kenapa saya dan keluarga bisa GATOT ke India. Check it out.

 

GATOT Pertama

Setelah sebelumnya kami traveling ke Vietnam dan Kamboja, maka saya sudah sangat yakin India dengan Taj Mahal yang menjadi tujuan utama kami adalah Negara selanjutnya yang bakal kami sambangi.

Seperti biasa sebelum traveling, saya sempatkan beli buku mengenai Negara yang akan dikunjungi. Sebagai referensi dan biar gak nyasar di Negara orang. Dan saya yang pelupa parah memang lebih aman membuka buku ketimbang mengandalkan daya ingat yang sudah mulai menurun dimakan usia. *jiaaahhh curhat.
Gak tanggung- tanggung, saya membeli 2 buku sekaligus. Niat kan?

Sudah gugling dan lain – lain. Sudah pula intip – intip harga tiket, ngebandingin satu penerbangan dengan penerbangan lain. Melihat – lihat hotel/penginapan yang akan di inapi nantinya. Dan tentu saja sudah gugling tempat-tempat apa saja yang bakal dikunjungi.

Namun, manusia hanya bisa berencana, Tuhan pemilik langitlah yang menentukan. Tiba – tiba di TV, ramai pemberitaan mengenai panasnya India yang kala itu sampai puluhan derajat hingga mampu ‘melumerkan’ aspal, dan tidak sedikit memakan korban jiwa. Masya Allah.

Tanpa mengurangi rasa duka cita yang mendalam atas bencana yang terjadi disana, dilain pihak, saya pun bersyukur karena dengan adanya pemberitaan itu kami berhasil terhindar dari bencana. Bagaimana seandainya kalau kami langsung pergi saja tanpa menghiraukan atau memantau cuaca disana.

Alhamdulillah. Semua kejadian pasti ada hikmahnya.

“Next time aja”, kata saya mencoba menghibur diri. Toh masih ada hari esok, kan.

12193664_1259951987368287_4967344785615882907_n

GATOT ke- 2

Semua orang pasti tidak menginginkan apa yang sudah menjadi rencananya batal begitu saja. Namun, lagi – lagi kita hanya bisa berencana.

Pada bulan April 2015 lalu, disaat anak saya libur sekolah, kami kembali merencanakan perjalanan ke India. Sama seperti pengalaman yang pertama, saya dan suami sudah detail membuat itinerary dan segala tetek bengeknya. Setelah mendekati waktu keberangkatan, kami mencari tahu keadaan disana. Selain gugling di internet, kami menanyakkan langsung kepada beberapa orang kawan yang memang tinggal di sana. Jawabannya sama, suhu di India sedang panas2nya.

Lagi – lagi saya mengalah pada kenyataan yang ada. Bagaimana pun kepengennya hati menjejakkan kaki di India, saya harus realistis. Daripada ‘terpanggang’ disana mending urungkan niat.

Akhirnya, saya mencoba untuk ‘berpaling’ ke Myanmar, kota dengan seribu pagodanya. Eh, ternyata disana juga kata mbah google lagi puanas juga.

Ya udah, akhirnya kami putuskan ke Jakarta saja berkumpul dengan keluarga saya. Tapi dasar gak mau rugi dengan liburan sekolah yang lumayan itu, akhirnya kami pun tergoda dengan tiket promo ke Thailand. Yuuuukkk kita cuus ke Negara Gajah putih saja, tanpa gugling bagaimana cuaca disana. Toh, Thailand relative ‘dekat’ dengan Jakarta, pastilah suhunya mirip – mirip saja. Begitu pikir saya.

Aaahhh, ternyata sodara – sodara, suhu disana juga sedang hot-hotnya. Begitu keluar dari Mueng Duong airport, udara puanaaas serasa menampar keras. Aduuuuuhhh ampuuunn.

“merah pipi Hayati, bang….”

 

😀 😀 😀

12472433_10154152399529903_6317989623496264521_n

———- bersambung ———-